NUNUKAN, KN – Masjid Nurul Huda di Nunukan Selatan bukan sekadar tempat ibadah. Bagi warga RT 01 dan RT 02 Jalan Ujang Dewa, masjid ini adalah saksi bisu sejarah, napas, dan denyut nadi komunitas. Warga menganggap masjid ini sebagai yang tertua di Nunukan Selatan, dengan usianya yang kini lebih dari 40 tahun. Namun, waktu tak berpihak. Atap yang bocor, dinding yang lapuk, dan berbagai kerusakan lain mulai menggerogoti.
Melihat kondisi ini, para takmir masjid, termasuk Ruslan, sang Ketua Takmir, terus berpikir keras mencari jalan keluar.
“Mungkin mereka membangunnya lebih dari 40 tahun lalu,” ujarnya mengenang, “sejak saya kecil masjid sudah berdiri sampai usia saya sekarang 35 tahun.” kata Ruslan.
Masalahnya bukan hanya kerusakan fisik, tapi juga ketiadaan dana. Pemasukan masjid hanya mengandalkan infak Jumat. Setiap kali mereka butuh biaya besar, para takmir harus mencari bantuan dengan menyebar proposal ke warga. Namun, perbaikan yang mereka butuhkan kali ini jauh lebih besar dari yang sebelumnya.
”Kami sedang pusing bagaimana memperbaiki atap, kumpul uang lagi, membeli bata, semen, dan lainnya untuk renovasi,” ujar Ruslan.
Saat kebingungan mencapai puncaknya, setitik cahaya datang. Seorang teman Ruslan meminta proposal bantuan yang ia buat, tanpa memberitahu akan memberikannya kemana.
Tanpa diduga, beberapa waktu kemudian, sejumlah pegawai dari PT Pegadaian Cabang Nunukan datang membawa kabar baik—dan segudang bantuan.
”Alhamdulillah, bantuan Pegadaian mengurangi beban kami banyak,” ujar Ruslan penuh syukur.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih, semoga Allah menggantikan dengan rezeki yang lebih banyak lagi.”
Mempertahankan Sejarah
Bantuan dari program Bina Lingkungan/Bakti Sosial Pegadaian ini bukan main-main. Mereka memberikan 120 lembar seng, paku, dua ember cat, sandal wudu, karpet sajadah, keset kaki, megafon, hingga dua unit kipas angin turbo.
Semua ini seakan jawaban langsung atas doa-doa para jamaah yang khawatir melihat kondisi masjid mereka.
Pimpinan Cabang Pegadaian Nunukan, Haslinda, menyatakan bantuan ini adalah wujud komitmen perusahaan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Semoga bantuan ini bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya jamaah Masjid Nurul Huda,” harapnya.
Meski renovasi besar-besaran sedang berjalan, Ruslan menegaskan, mereka tidak akan mengorbankan sejarah.
“Kami mempertahankan bangunan lama demi menjaga keasliannya,” jelas Ruslan.
Rencana renovasi hanya akan memperlebar masjid di sisi samping untuk menampung lebih banyak jamaah, terutama saat Hari Raya.
Bantuan dari Pegadaian ini tak hanya memperbaiki atap yang bocor, tapi juga merekatkan kembali harapan di hati warga.
Sebuah cerita tentang cinta lama terhadap sebuah masjid tua, yang kini mendapatkan sentuhan emas dari tangan-tangan dermawan. Terima kasih Pegadaian. (Dzulviqor)