Site icon Kabar Nunukan

Banjir Kiriman Malaysia Kembali Terjang Pedalaman Nunukan

NUNUKAN – Banjir tahunan yang diduga kiriman dari Malaysia, kembali melanda wilayah pedalaman perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Setiap kali banjir datang, keresahan dan keluhan masyarakat mencuat.

Wakil Kepala Adat Besar Tulin Onsoi, Sibrianus Sati, mengungkapkan, banjir kiriman seringkali datang tengah malam saat warga terlelap.

“Kami harus berkemas di tengah malam. Masyarakat, khususnya Desa Kalunsayan, Tulin Onsoi, akan mengungsi ke Desa Salang atau Desa Tembalang,” ujarnya pada Selasa (27/5/2025).

Banyak warga Tulin Onsoi masih tinggal di bantaran sungai, dulunya memang pusat kehidupan mereka.

Sati mengenang, tahun 1990-an, hutan di wilayah itu masih lestari. Kala itu, meski banjir kiriman mencapai Tulin Onsoi, hanya debit sungai yang meningkat.

Pemukiman penduduk belum sebanyak sekarang, dan jumlah pengungsi tidak seramai kini.

“Sekarang, banjir tahunan tidak datang sekali dua kali. Setahun bahkan bisa empat kali,” keluhnya.

Sati berharap pemerintah memberikan perhatian khusus, setidaknya menyediakan perahu karet untuk evakuasi warga yang terlambat mengungsi dan mencegah korban.

“Ketinggian banjir seakan bertambah setiap tahun. Ada yang naik sampai jendela. Karena datangnya tak bisa ditebak, kami hanya meminta perhatian pemerintah,” tegasnya.

Perlu diketahui, banjir di pedalaman Nunukan berasal dari aliran sungai di perbatasan Malaysia, seperti Sungai Talangkai (Sepulut, Sabah), Sungai Pampangon, Sungai Lagongon, Sungai Pagalungan. Air kemudian masuk ke Indonesia melalui Sungai Labang, Sungai Pensiangan, dan berlanjut ke Sungai Sembakung. (Dzulviqor)

Exit mobile version